Langsung saja ya. Jadi dengan imajinasi saya yang seperti anak kecil yang baru pertama kali baca buku-buku berbau teori konspirasi (emang kenyataannya seperti itu), saya mengasumsikan beberapa teori mengenai "Insiden Bom di Kuningan 17 Juli 2009", berikut teori yang saya maksud:
1. Insiden bom di Kuningan dipicu oleh ketidaksenangan pihak oposisi pasangan capres-cawapres S&B akan kemenangan mereka dalam pilpres 2009.
Tingkat kegilaan: "Normal. Banyak orang berpikir demikian."
2. Insiden bom di Kuningan sebenarnya merupakan sebuah kesalahan teknis. Dua orang tamu di dua hotel yang berbeda tengah merakit bom waktu untuk dijadikan karya nyata yang nantinya akan mereka presentasikan di depan alumni sekolah mereka (kok mirip apaaa gitu). Tanpa mereka sadari, ternyata mereka lupa mengeset waktu ledak di bom tersebut, dan... meledaklah bom tersebut tanpa sengaja.
Tingkat kegilaan: "Abnormal. Hanya sedikit masyarakat Jakarta yang memiliki ide seperti ini."
3. Ledakan bom di Jakarta ini diduga merupakan sebuah peralihan media besar-besaran yang dilakukan oleh seorang pangeran kaya raya dari negeri seberang. Pengikut pangeran dan antek-anteknya berusaha menciptakan teror di pusat ekonomi kota Jakarta agar sang pangeran dapat mengalihkan perhatian media Indonesia dari kasus KDRT yang dituduhkan oleh ibu mertua dan istrinya, seorang model belia, ke berita terorisme di Jakarta.
Keterangan: Bukti untuk teori ini masih belum ditemukan. Teori ini dianggap masih sangat lemah.
Tingkat kegilaan: "Cukup normal untuk ukuran seorang penggila acara berita infotainment."
Oke. Berikut adalah teori terakhir saya. Memang teori ini akan terlihat sedikit menyinggung pihak-pihak yang namanya saya samarkan, namun anggaplah teori-teori ini hanya buah pikiran dari pohon imajinasi anak kelas 2 SMA.
4. Sebenarnya ini semua hanyalah political stunt. Pihak Bi sebagai pengikut setia pihak Pr mendalangi aksi besar penuh risiko yang akan membersihkan nama pihak Pr dari tuduhan telah melakukan politik kotor yang dituduhkan oleh pihak oposisi pihak Pr kepada pihak Pr. Political stunt ini dilakukan agar pihak Pr dapat meraih kepercayaan dari pengikut pihak oposisinya, sehingga pihak Pr dapat menduduki 'kursi emas' dengan kepercayaan penuh dari pengikut lama dan dari pengikut barunya, sehingga 'program keemasan' karya pihak Pr dapat berlangsung dengan baik selama 60 bulan.
Tingkat kegilaan: "Gila. Kalau hari Senin saya tidak masuk sekolah, kemungkinan besar saya sudah berada di dalam sel penjara seperti Ibu Prita dulu, atau memang sekolah sedang libur."
Mengutip kata dari Presiden SBY, saya mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk lebih bersatu dan menjaga keamanan di negeri ini. Bangsa apapun, kita tidak membenarkan terorisme apapun motif dan alasannya. Jangan ragu, jangan takut mencegah terorisme. Aksi teror yang terjadi juga menghalang-halangi semangat dan upaya kita untuk membangun negara ini. Kita terus melalui penegakan HAM, hukum, pembangunan. Memang ada kerusakan akibat teror hari ini, mari kita perbaiki. Kita bangsa, rakyat, tidak boleh kalah dan menyerah kepada terorisme, tidak boleh membiarkan kejahatan, terorisme untuk tumbuh di negara ini.
Tuhan Yang Maha Kuasa Allah SWT akan melindungi rakyat Indonesia. Dengan memohon ridha Allah, saya akan terus berada di depan untuk menghadapi ancaman dan tantangan ini untuk mengemban tugas yang berat dan mulia ini.
Amin.
P.S: Tolong jangan penjarakan saya... I have rights for this.
Friday, July 17, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 comments:
kok point kedua, gue ngebayangin priyo sama albert lagi ngulik kabel yang terhubung dengan sebuah detonator
yang kedua gila, lo kira mo pelantikan z
Post a Comment