Sunday, November 30, 2008

Pertanyaanmu Dijawab Disini

Hai readers.
Udah baca puisi gue yang berjudul 'Bangkit' belum?
Kalau belum pernah baca, klik INI dulu, baru lanjut baca.
Kalau udah pernah baca, keep reading...

Jadi, temen gue, Nori, bertanya kepada gue lewat commentnya di blog ini tentang post itu.
Sebenernya, gue rada pusing sama pertanyaannya, jadi gue tadi mikir lama dulu sebelum jawab, dan sekarang gue udah punya jawabannya. Pertanyaan lo akan gue jawab disini, Nor, kalau-kalau aja ada pembaca lain yang juga salah paham dengan puisi ini.

The question goes like this...

Nori Hesviandani Sudarsono said...
"dyz kalo kita menjatuhkan dunia dan
bersenang2 tanpanya, kita bersenang2nya gumana dong? kan bersenang2 itu urusan duniawi. masa mau bersenang2 diatas sajadah sambil megang al quran?"

Hmmm, begini, Nor, "menjatuhkan dunia dan bersenang-senang tanpanya" maksudnya adalah: Meninggalkan sesuatu yang dulu pernah menjadi dunia atau segalanya bagi kita, and then have fun living without it. Sesuatu loh, Nor, bukan literally meninggalkan dunia.

Maaf yaaa readers yang jadi salah paham, maklum penyair amatiran ya gini deh puisinya absurd gitu. Eh, bukannya makin absurd suatu puisi, makin keren penyairnya ya? Hehehe.

Saturday, November 29, 2008

Insomnia

Malam hari. Mataku terasa kering sekali. Berkali-kali aku mengedipkan kedua mata ini, tapi masih saja terasa kering. Tubuhku bagaikan daging asap. Kering dan kaku. Bagai tak bernyawa. Bagaimana tidak? Sudah setengah hari aku tidak bergerak dari posisi ini. Posisi badan tegak, diam, dan kaku. Mataku menatap dalam ke dalam layar komputer yang sinarnya sangat terang dan membutakan. Yang bergerak dari tubuhku hanyalah jari telunjuk kananku yang sedari tadi sibuk menekan tombol mouse komputer. Gerakan sederhana yaitu menaikkan jari sedikit lebih tinggi dari permukaan tombol mouse, kemudian melepaskan sedikit tenaga untuk menekan tombol itu. Gerakan yang tidak melelahkan sebenarnya, tapi entah mengapa energiku seakan tersedot ke dalam komputer setiap kali aku menekan tombol mouse itu. KLIK.

Keesokan harinya. Pagi hari. Aku harus bangun dari tidurku yang lamanya hanya seperempat kali waktuku bermain komputer semalam. Kepalaku pusing. Aku ingin tidur lagi. Selimut tebal dan bantal berair itu terlihat sangat menggoda imanku. Membawaku ingin selalu kembali ke dalam pelukannya. Ah, tidak, tidak. Aku harus segera bangun. Dunia menantikan aksiku hari ini.

Siang hari. Tubuhku bagai mati rasa. Bagai diinjak oleh ribuan gajah. Belum lagi hatiku. Rasanya sakit dan sesak. Sesak, sesak, sesak. Entah apa perumpamaan yang bisa kuberikan untuk mewakili perasaan ini. Saking sakitnya.

Aku membenamkan wajahku ke dalam bantal penggoda iman yang selalu ada di kamar tidurku. Sungguh nyaman rasanya kembali ke pelukanmu, bantal.

Aku mengangkat sedikit wajahku dari bantal itu. Hanya sampai batas hidungku. Aku menarik napas dalam-dalam. Dalam sedalam-dalamnya. Aku menghirup 3.500 cc udara. Itu adalah volume vital paru-paru manusia, pada umumnya. Sekarang pikiranku kosong. Yang ada hanyalah pikiran tentang bagaimana caranya untuk aku bisa tertidur lagi.

Aku menghembuskan napasku di balik gumpalan kapuk bantal itu. Lewat beberapa detik, aku masih menghembuskan napas. Terus, terus. Paru-paruku masih penuh dengan udara. Terus, terus. Rasanya enak sekali menghembuskan napas dibalik bantal murah itu. Aku terus menghembuskan napas sampai akhirnya udara dalam paru-paruku habis. Yang tersisa hanya 1.000 cc udara. Itu volume udara residu paru-paru manusia, pada umumnya lagi.

Aku menahan napasku. Aku pikir aku sudah tidak butuh bernapas. Aku pikir aku sudah tidak butuh oksigen. Untuk apa lagi aku bernapas kalau menghembuskan udara saja sudah terasa enak?

Ternyata aku salah. Tubuhku bergetar, menggelepar, meronta, meminta udara. Akhirnya aku mengalah pada tubuhku yang malang ini. Aku mengadahkan kepalaku ke udara dan mulai bernapas seperti biasa. Ternyata rasanya bernapas itu lebih enak daripada.... ya, daripada tidak bernapas.

Friday, November 28, 2008

SimilarMinds.com minta digigit

Ih sedih deh, masa ya, kan gue ikut tes photo measurement di http://www.similarminds.com/. Disana gue disuruh upload foto muka gue yang full buat diliat personality gue. Semacem personality test gitu deh.

Oke, udah tuh kan fotonya gue masukin. Terus gue disuruh ngukur panjang muka gue dari jidat sampe dagu. Terus gue ukur tuh. Begitu angkanya gue masukin... katanya "ERROR: Sorry, your forehead width is out of range."

Hmmmmmmmmmm, minta digigit banget ga sih. Sensi amat sih tuh website. Emang kenapa kalo jidat gue lebar? Huh.

Monday, November 24, 2008

Bangkit

Kenapa bukan dari kemarin aku belajar untuk bangkit lagi
Belajar berdiri dari posisiku kini
Bukannya menyeret tubuh sendiri
Diatas hamparan lantai dingin ini

Saat dunia menjatuhkan kita
Kenapa kita tidak balik menjatuhkan dunia
Meninggalkannya
Dan bersenang-senang tanpanya

Ketika kita hilang keseimbangan
Mengapa kita hanya duduk terdiam
Termangu menyaksikan waktu berlalu
Bukannya pergi dan mencari Tuhan

Saturday, November 22, 2008

Bebas

Akhirnya setelah dua hari penuh belajar, tidur malam, dan berstres ria dengan Ujian Akhir Semester (UAS) di sekolah, datang juga hari untuk gue bersantai. Yaitu hari ini. Gue bisa bener-bener bersantai, tidur-tiduran, ganti-ganti channel TV, internetan terus. Hidup memang indah, dan Tuhan Maha Adil. Semoga UAS selanjutnya minggu depan bisa berhasil sukses lancar selancar jalan tol yang masih baru selesai kaya jalan tol yang dideket Cipayung itu, amin.


I'M FREEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE (for now)


Tapi tetep besok seharian gue harus belajar. Pokoknya UAS kali ini ga boleh ada yang remed. Amin ya Allah ya Rabbal alamin... Wish me luck! And wish luck for my friends too.

Hmmm, gue lagi males ngeblog nih, ga ada ide, ga ada inspirasi, jadinya... males.
Bye.



_____________________________________________________
KUNJUNGILAH BLOG-BLOG INI:

Nguping Jakarta, kocak parah!
Isi blog ini adalah kumpulan dialog-dialog absurd yang didengar di kota Jakarta.
Sayang sekali, Depok tidak punya yang seperti ini.

dan,

blognya sepupu gue (dia adalah orang yang setelah selama setahun menjadi temen sebangku gue di kelas 9, baru tau kalau ternyata masih ada hubungan saudara di kelas 1 SMA), Sherry.Gin.Tequilla.


(SHER GUE PROMOSIIN BLOG LO, LOH. Eh kata 'Tequila' itu sebenernya L-nya satu apa dua ya? Lupa deh.)

Tuesday, November 18, 2008

Tanya Kenapa

Gundah, gelisah, resah
Rasa ingin tahu ternyata sangat menyiksa

Jawab, jawab, jawab
Pertanyaanku belum kaujawab

Satu pertanyaan
Seribu jawaban

Asal pilih saja
Nanti bisa salah sangka

Menanti menanti menanti sepi
Menulis ini disangka mengikuti

Ah kini berubah pertanyaanku
Mengapa Chairil Anwar lahir lebih dulu

Stres

Mereka berteriak-teriak
Rambut dijambak-jambak
Emosi meledak-ledak
Hatinya retak-retak

Mereka marah pada keadaan
Pada dirinya merasa kasihan
Hidupnya dirasa berantakan
Semua orang didiamkan

Merasa dirinya paling merana
Merasa paling menderita
Tidak tahukah mereka
Kami pun merasa hal yang sama

Mereka kira mereka sajalah
Yang pikirannya jauh terpecah
Yang hatinya baru terpatah
Yang dunianya luluh lantah

Monday, November 17, 2008

Sembunyi

Hati-hati
Jaga dirimu
Jangan tengok ke belakangmu
Jangan mau disapa orang yang tidak kau tahu
Lari
Sembunyi
Di hutan tempat yang pasti
Tidak ada yang akan tahu kau disini
Oh
Tidak
Dia datang
Lari
Lari
Lari
Sembunyi
Tutup wajahmu
Bungkam mulutmu
Buka telingamu
Pasang matamu
Hati hati
SEMBUNYI!




(sebuah cerita tentang orang yang dikejar penagih hutang)

Sunday, November 16, 2008

Twilight the movie is coming to Indonesia!

Twilight the movie is coming to Indonesia! Tunggu tanggal mainnya Desember 2008!


Twilight movie poster

Can't wait to see them playing in my town! (senang bukan kepalang)

Saturday, November 15, 2008

Teman

Teman itu...
Memperhatikan bukan melihat
Mendalami bukan mendengar
Mengerti bukan mengetahui
Mendampingi bukan menemani

Little updates #2

  • Aduh hari ini penuh kemalasan deh. Bangun jam setengah 6 pagi, gue belum terlihat kaya anak pemales. Gue meliburkan diri hari ini karena males sekolah. Online di komputer mulai jam setengah 7 pagi, masih kelihatan kaya anak rajin yang online pagi-pagi.

    Jam setengah 1 siang, gue masih duduk membatu didepan komputer, sementara tangan terus mengetik diatas keyboard. Opa marah-marah terus karena gue belum mandi-mandi. Apa salahnya sih males mandi? Orang lagi liburan. Kesel, karena gue ngerasa terus berada dibawah tekanan dari atasan, akhirnya gue meninggalkan komputer terus mandi.

    Setelah mandi, gue main ke kamar sepupu, namanya Galu dan Ghiffa. Bukannya jadi aktif gitu karena main sama sepupu-sepupu cowo, malah numpang tidur di kamar mereka. Karena ga enak berasa cewe sendiri, gue pindah tidur ke kamar sendiri. Itu jam 2 siang. Bangun-bangun jam 5 sore. Pemales.

    Jam 5 sore, setelah bangun tidur bukannya mandi atau apalah, gue malah ngaca. Kagum. Ternyata iklan di TV ada benernya juga, kalau tidur bisa bikin rambut berkilau. Karena setelah tidur 3 jam ini, rambut gue jadi berkilau-kilau gitu kaya di iklan Herbal Essences. Tumben bagus, padahal biasanya rambut gue selalu lepek gitu karena tipis. Jadi, amanat kali ini adalah: "Cobalah untuk tidur siang yang cukup lama, it does make your hair looks good."

  • Terus, belakangan ini gue lagi seneng nonton 90210, serial Tv di StarWorld hari Selasa jam 8 malem, dan di Channel [V] hari Selasa jam 9 malem. Jadi, setelah gue nonton di StarWorld, gue ga perlu deg-degan selama seminggu buat nungguin episode selanjutnya, soalnya gue bisa langsung ganti channel ke Channel [V], dan nonton episode untuk minggu depan.

    90210 itu spin-offnya serial Beverly Hills 90210 yang dulu selalu gue tonton bersama mama malem-malem, pada masa gue SD kelas 1 sampai kelas 2. Pesan untuk para orangtua tahun 2008: "Tolong awasi tontonan anak-anak anda. Kalau anak masih SD diajak nonton 90210, jangan kaget kalau besoknya anak anda minta Blackberry warna pink atau minta dibeliin ankle shoes."



90210 yang dulu (tahun 1990-an)



90210 yang sekarang (tahun 2008)

  • Terus gue juga lagi suka banget lagu We Belong Together-nya Mariah Carey. Mungkin lagu ini bakal jadi soundtrack gue lagi kalau gue berpisah dari Mama tiga tahun lagi karena gue kuliah di ITB dan tinggal di Bandung. Amin! Tapi ga mau pisah dari Mama.. I still depent on her.. Ah jadi kangen Mama deh.


Itu lagu We Belong Together versi Chipmunks yang dilypsinc-kan dengan lucu oleh seseorang dari Youtube

That's it for today. Bye.

Meliburkan Diri

Yeeeey hari ini gue libur! Tapi lebih tepatnya sih, gue meliburkan diri. Habisnya, gue males ke sekolah sih, pasti masih becek deh. Soalnya kemaren (14/11-2008) sekolah gue kebanjiran, padahal ga ada hujan ga ada angin loh, hebat ya? Makasih ya Bogor dan sekitarnya, karena udah mau berbaik hati mengirimkan hadiah berupa banjir kiriman ke sekolah gue, padahal Lebaran udah lewat.

Masuk kompas.com loh. Gaul.

Papa-Mama lagi pergi ke Kalimantan, di rumah cuma ada Opa sama Oma doang. Kasian kaaan kalau Opa-Oma gue tinggal ke sekolah? Tapi kayanya sih Opa-Oma bahagia-bahagia aja ga ada gue, jadi ga ada yang ngabisin beras di rumah.

Jadi, pagi ini gue bangun jam 5.30. Itu pun karena temen gue, Andyta, menelepon dan menanyakan apakah gue sekolah atau ngga. Eh, tapi gapapa kok Dyt! Gue berterimakasih karena dengan lo menelepon gue bisa merasakan hangat sinar mentari pagi lebih awal...
(cie gue)

Pagi-pagi, bukannya sarapan atau apalah, gue malah berdiri di depan cermin gede, pasang headset mp3 di kuping, rapihin rambut, masang lagu Irreplaceable-nya Beyonce, terus joget-joget sambil lypsinc. To the left, to the left, gue nyanyi sambil nunjuk-nunjuk ke kiri. Nunjuknya ke siapa juga ga jelas, di sebelah kiri gue ada Tonny Tjokro lagi mangap-mangap bacain berita. Setelah itu, gue lypsinc mengikuti lagu The Tide Is High-nya Atomic Kitten, Shake It-nya Metro Station, dan terakhir lypsinc lagu We Belong Together-nya Mariah Carey sampai mata berkaca-kaca nyanyinya. Beneran berkaca-kaca loh. Berkaca-kaca karena baru sadar ternyata jogetan gue parah banget. Ternyata gue ga pantes jadi penari.

Terus gue melangkahkan diri ke ruang kerja Opa pada pukul 6.30. Niatnya mau ngeblog. Sekalian chatting. Terus gue chat sama temen sebangku gue di kelas 8, namanya Anindita Nazhifa panggilannya Nindy. Orangnya kocak banget dan dia punya kucing banyak. Aduh jadi inget masa-masa di kelas 8. Oya, Nindy dan gue kan beda SMA, jadi gue nanya kabar kucingnya (Loh kok bukan kabar Nindynya yang gue tanya?). Baca chattingan kita di bawah ini..




Gladyza says:
eh kucing2 apa kabar?

anindita n. says:
Baik dong, gw punya kucing persia loh

anindita n. says:
Dyz, pm gw apa isinya ?

Gladyza says:
ih pasti lucu! bulunya tebel?

Gladyza says:
pmnya kosong bu

anindita n. says:
Tebel panjang2

Gladyza says:
warnanya? namanya siapa? lo kalo ngasih nama kucing pasti lucu2 deh haha

anindita n. says:
Namanya sam

Gladyza says:
oh sam..

anindita n. says:
Soalnya dulu dirawat sama samsudin, haha

Gladyza says:
hahahahahaha aduh gue jadi ngakak

Gladyza says:
samsudinnya kemana skrg?

anindita n. says:
Kan ada fotonya di ebuddy

Gladyza says:
fotonya cuma ada 2 bola bulu tuh

anindita n. says:
Itu kucing tau

Gladyza says:
apanya kucing tuh?

anindita n. says:
Samsudin pergi ke pasar

Gladyza says:
hahahahaha

Aduh gue ngakak beneran saat itu. Oya, terus gue hari ini berencana mau ke rumah Sherry bareng Muthi dkk. Tapi ga tau deh jadi atau ngga.
Yaudah deh, gue mau publish post ini dulu yaaa byebye.

Friday, November 14, 2008

Mata, telinga, maafkan aku

Pukul 23.00 malam. Dyza sedang duduk di depan komputer sambil mendengarkan mp3 player. Menatap komputer itu dalam-dalam, dan kemudian berkata..

Dyza : Mata, maafkan aku ya. Aku dengan kejinya mengajakmu menatap sebuah benda yang mengeluarkan sinar yang bernama komputer selama 6 jam. Padahal kamu belum pernah kuajak main komputer sampai selama ini. Maafkan aku, mata.

Dyza : Maafkan aku telinga. Aku dengan teganya mengajakmu mendengarkan lagu-lagu dari sebuah benda kecil yang berisik bernama mp3 player selama 3 jam. Padahal kamu sudah cukup sakit dengan mendengar suaraku setiap harinya. Maafkan aku, telinga.

Dyza melepas headset yang menyumbat kuping, meninggalkan komputer, tidur.

Monday, November 10, 2008

Fisika Hari Ini

Langit berwarna hitam pekat
Hujan pun turun dengan lebat
Pak Wicay belum juga minggat
Kepalaku semakin penat


ini adalah sebuah puisi yang gue tulis di atas selembar kertas tissue pada jam pelajaran fisika. waktu itu lagi turun hujan lebat, bel ganti pelajaran udah bunyi, tapi guru fisika gue belum juga meninggalkan ruangan kelas padahal udah bukan jam pelajarannya dia.

Saturday, November 8, 2008

Foto masa kecil

Hai.
Kemaren gue lagi liat-liat profile Friendster sepupu gue dan kemudian menemukan foto ini.


Kedua dari kanan gedenya jadi model tuh
(model: Teh Tari, Kak Resti, Kak Tara, Dyza, Kak Karina)


Lucunya masa kecilku. Penuh keluguan dan keimutan bersama keluarga tercinta. Sangat harmonis seperti di iklan susu atau iklan roti.

Did your heart beat fast just like mine?

Sepasang mata yang penasaran menatap tajam ke arah jam tiga
Menembus jendela tebal berlapis kaca
Memperhatikan dengan cermat apa yang ditatapnya
Terlihat jelas seseorang berdiri tegap sambil tertawa
Tak bisa ia mendengar apa-apa
Yang didengar hanya degup cepat jantungnya

Friday, November 7, 2008

Bunga Mimpi

Siang hari. Matahari bersinar terik. Sinarnya menyinari wajah kedua gadis yang sedang duduk di atas ubin lantai sekolah yang dingin. Kedua gadis itu sedang duduk menghadap satu sama lain. Gadis yang berwajah kekanakan sibuk mendominasi pembicaraan dengan cerita-ceritanya. Sedangkan gadis yang berwajah sedikit lebih tua duduk diam mendengarkan cerita temannya sambil tersenyum.

Gadis yang berwajah kekanakan itu menceritakan mimpi-mimpinya. Bunga tidurnya. Ia tertawa dan tertawa mendengar ceritanya sendiri. Gadis yang berwajah sedikit lebih tua hanya bisa terdiam saja. Tak berkata apa-apa, tapi ikut tertawa.

Kemudian, gadis yang berwajah kekanakan itu mulai bercerita tentang objek dari bunga tidurnya. Dan gadis yang berwajah sedikit lebih tua itu lagi-lagi hanya tersenyum mendengar cerita temannya itu.

"...lalu, aku tertawa mendengar leluconnya. Bodoh sekali dia!" cerita gadis yang berwajah kekanakan.
"Ha ha ha!"

Tiba-tiba, wajah gadis yang berwajah kekanakan itu menjadi lebih serius. Mereka berdua terdiam. Gadis itu menundukkan wajahnya, dan berkata...

"Kamu tahu?" tanya gadis yang berwajah kekanakan.

Gadis yang berwajah sedikit lebih tua yang semula ikut menundukkan kepalanya, sekarang mengangkat kepalanya dan menatap wajah teman di hadapannya itu.

"Apa?" tanya gadis yang berwajah lebih tua.

"Di dalam mimpiku, aku bercerita kepada objek dalam mimpiku itu tentang keinginanku untuk berubah di tahun depan."
"Hmm...."
"Dan bodohnya, dia tidak sadar kalau perubahan itu semua kulakukan untuk dia! Ha ha ha!"
".........."

"Karena objek dalam mimpiku itu kini aku ingin memanjangkan rambutku."
"Ooh.." angguk gadis yang berwajah sedikit lebih tua. Tanda mengerti mengapa selama ini rambut gadis yang berwajah kekanakan itu dibiarkan memanjang, padahal selama ini rambutnya selalu bermodel pendek.

"Karena objek dalam mimpiku itu kini aku punya dua kantung mata besar di bawah kedua bola mataku."
"Ooh.." Kini gadis yang berwajah sedikit lebih tua itu semakin mengerti mengapa akhir-akhir ini temannya semakin terlihat mirip seekor panda.

"Dan karena objek dalam mimpiku itu kini aku kehilangan selera humorku."
Gadis yang berwajah sedikit lebih tua itu sekarang lebih mengerti mengapa teman di hadapannya ini sudah tidak bisa melucu lagi. Semua perubahan di dalam diri temannya kini telah menjadi lebih jelas.

Gadis yang berwajah kekanakan itu tersenyum bodoh. Sinar matanya seperti mata yang sudah lelah. Gadis yang berwajah sedikit lebih tua itupun ikut tersenyum. Senyum yang menyatakan bahwa ia turut bahagia atas kebahagiaan temannya. Namun di balik senyumnya, tersirat rasa iba dan kasihan. Ia mengurut dadanya sendiri. Menarik napas dalam-dalam berulang kali, sambil berkata dalam hati: Kenapa aku harus turut bahagia untuknya? Kasihan sekali temanku itu! Entah apa yang dia pikirkan sekarang, tapi aku yakin, jauh di dalam dirinya, jiwa dan hatinya sedang bersaing untuk mendapatkan kendali atas seluruh raganya. Semoga otaknyalah yang menang.

Namun di balik senyum dan tawa yang keluar dari mulut gadis yang berwajah kekanakan itu, ia menyimpan tujuan akan mengapa ia menceritakan mimpinya ini kepada temannya. Tujuannya adalah untuk menyindir dirinya sendiri. Jauh di dalam hatinya, tersimpan rasa sesal karena telah berniat untuk menjadi seseorang yang paling bodoh yang pernah hidup di muka bumi ini. Sesal karena dengan bodohnya, ia rela menjadi seorang yang bukan dirinya, demi objek yang tak pernah menghargai perubahan yang ia lakukan. Demi objek yang bahkan tak pernah peduli akan perubahan pada model rambutnya. Demi objek yang bahkan tak pernah peduli akan apa yang ia rasakan. Sungguh bodoh. Mengapa rasa menyesal selalu datang terlambat, tidak ada yang tahu sampai dirasakannya sendiri rasa sesal itu. Tapi nasi sudah menjadi bubur, dan ternyata buburnya lebih enak dicampur dengan bawang goreng ketimbang dengan kacang atom.

Thursday, November 6, 2008

Check out their galleries!

Ya ampun...

Gue baru sadar kalau gue udah beberapa kali di tagged di galeri foto orang di Facebook, dan beberapa kali jadi model di galeri DeviantArt orang.

It's so stupid knowing that I shouldn't be tagged and my face shouldn't be published because I'm going to make your galleries look awful... and there will be no visitors come and see your galleries, I'm so sorry huhuhuhu...


Salah satu foto gue di gallery DeviantArt sepupu gue

I had no idea that my face was going to be published on the internet when my cousin took this picture last year..




Wajahku mengerikan. Tapi masih lucu.

Check them out!!!!!!

Kak Karina's DeviantArt gallery
Teh Anggi's DeviantArt gallery


A link to my gallery? I don't have one, 'cause I already have you (CUIH!)

Awake

Ketika malam tiba
Hingga pagi menyapa
Aku tetap terjaga
Menunggu keberadaanmu sirna

Kelabu

Semula jingga menjadi kelabu
Semula ramai menjadi hanya aku
Semula stabil menjadi sangat labil
Semula hak menjadi batil
Semula tenang menjadi beriak
Semula diam menjadi teriak

Tak bisa ditahan apa yang dirasa
Kudiamkan saja hingga sirna

Angan terbang tertiup angin
Impian hilang bersama ingin

Sunday, November 2, 2008

Saman

Buat gue, tari Saman merupakan pelarian dari seluruh penat gue selama seminggu sekolah. Oasis di tengah padang pasir gue. Hujan di tengah hari panas. Beneran deh. Gue selalu pulang ke rumah dalam keadaan senang setiap kali gue selesai latihan ekskul tari Saman di sekolah. Kalau suatu saat gue gagal dalam seluruh pelajaran sekolah, cuma tari Saman satu-satunya harapan gue untuk bisa bertahan di sekolah. Eventhough, I'm not good at dancing, and though I don't remember half of my dancemates' names, gue sangat suka tari Saman.

Dari SMP, gue pengen banget bisa nari Saman. Gue cuma bisa memperhatikan beberapa anak perempuan latihan Saman di Mushalla sekolah. Memperhatikan dan berharap. Berharap bisa melakukan apa yang mereka lakukan.

And in High School, when I was offered the chance, I got so many questions to be answered.
Gimana kalau gue ga bisa nari?
Gimana kalau gue tiba-tiba berhenti di tengah jalan?
Gimana kalau kakak-kakaknya ternyata galak?
Gimana kalau ternyata gue ga cocok sama temen-temen narinya?
Gimana kalau ternyata cuma gue yang berminat ikut ekskul tari Saman di angkatan ini?

Saat itu adalah detik-detik sebelum istirahat kedua, dimana semua anak yang berminat ikut eksul Saman harus berkumpul di suatu kelas. Gue benar-benar memikirkan tentang kesempatan ini. Ambil atau lepas?

Istirahat kedua, gue memberanikan diri melangkah ke kelas XI IPA F, bersama temen sebangku gue, Golda, yang gue ajak (actually, I kinda begging her) untuk ikut Saman. Ternyata disana banyak anak-anak yang berminat. Perempuan semua (well, what do you expect???). Dan untungnya ada beberapa temen gue yang cukup gue kenal yang ikut Saman. Mungkin gue ga akan menemui banyak kesusahan dalam hal beradaptasi ini.

Sekarang, setelah beberapa bulan gue ikut ekskul ini, gue sangat bersyukur karena gue punya pelarian dari segala stres di sekolah. Ga sia-sia gue ngambil kesempatan ini waktu itu. Meskipun sampai sekarang gerakan gue masih kaku, masih belum bener, dan gue baru kenal setengah dari temen-temen nari gue. Untung gue ngambil kesempatan itu.

Harapan gue untuk hari-hari selanjutnya di kehidupan gue dalam menari Saman, adalah: semoga gerakan tari gue lebih luwes dan ga kaku lagi, semoga gue bisa mengenal lebih baik temen-temen ekskul Saman angkatan gue, karena bersama merekalah gue akan menari bersama selama 3 tahun, karena ga mungkin ada kekompakan dan kerjasama dalam menari kalau kita ga kenal satu sama lain, dan semoga suatu saat gue dapat menghasilkan uang lewat karir gue sebagai penari Saman (kata Mama: "APA?! Mama sekolahin kamu SD-SMP-SMA tuh bukan buat jadi penari tau!" hehe ampun ma)


Cheers.


P.S: Ternyata kakak-kakaknya ga galak loh, hahaha. Mereka sabar banget bantuin gue yang kerjanya cuma memperlambat kemajuan kelompok nari gue HAHA jadi malu :P

Fred

YA AMPUN! Ini orang apa bukan? Lucu bangetttttttttttttttt!!
Gue sangat sangat pengen ketemu Fred Figglehorn!
He's so cute and adorable!





Fred as a tree


Fred itu cowok berbadan remaja yang (mengaku) berumur 6 tahun, masih bersekolah di TK, dan suaranya sangat cempreng. Anak yang ambisius dan sedikit over-reacting ini punya ibu yang suka mabuk-mabukan dan suka bolak-balik masuk rehabilitasi. Dia punya temen penyanyi hip-hop gitu namanya Kevin Blaze. Cuma satu kata yang bisa mendeskripsikan Fred: LUCUUUUUU!



I found him on Youtube.


Link to Fred's videos: CLICK HERE!

Saturday, November 1, 2008

Oma Ga Suka Kucing

Nenek atau Oma gue sangat ga suka kucing.
Entah kenapa.
Berikut adalah percakapan gue dengan Oma yang membuat gue pengen nulis post tentang ini.

Setting : Di meja makan, ada gue, Oma, Tante Yuni, dan Ghiffa. Kita lagi ngobrol tentang betapa Ghiffa ga mau makan, sampai tiba-tiba ada kucing kampung lewat di samping Oma.

Oma : EH! ADA KUCING! HUSH HUSH HUSH!
Dyza : .....
Oma : Mana kucingnya jelek lagi!
Dyza : .....emangnya kalau kucingnya cantik ga bakal Oma usir?
Oma : .....yaaaa, Oma usir juga, hehehe...
Dyza : Loh? Hahaha....

Absurd memang.

Olahraga? Pathetic.

Seumur hidup baru sekali gue bercita-cita buat jadi atlitwati. Yaitu jadi petinju. Petinju loh... Yang seneng mukul-mukul orang gitu. Ya ampun. It's so FA-TE-TIK.

Ah... Kenapa coba harus ada pelajaran OLAHRAGA di dunia ini? Buat yang ga tau olahraga itu apa.. Olahraga itu adalah sejenis makanan yang rasanya asem kecut kecut gitu.. Ya nggalah.. Olahraga itu pelajaran mengenaskan yang senengnya mengolah raga kita. Buat gue sih lebih ke olah rangka ya, bukannya olah raga..

Dari dulu ya, gue selalu aja jadi yang paling belakang kalau lari keliling lapangan. Selalu jadi yang paling pasif kalau lagi tanding kasti di SD. Selalu jadi yang paling pasif kalau main basket. Selalu jadi yang paling pasif kalau main sepakbola. Dan selalu remed kalau lagi ambil nilai olahraga. FATETIK!

Dan gue sering banget cedera gara-gara olahraga.
Contohnya ini ya:

Hari Jumat, tanggal 31 Oktober 2008. Hari itu adalah hari dimana kelas gue ngambil nilai untuk lompat tinggi. You know? Lompat tinggi adalah bidang olahraga dimana kita harus melompati tiang yang tinggi dan ga boleh jatuh kena tiang itu.

Tiang Pertama
Ketinggian : 60 cm
Temen-temen sekelas gue berhasil melaluinya. Dan gue, dengan sukses gue lompat pantat duluan udah gitu jatuh BRUK nindih tiang. PINTER BANGET. Kata guru gue, Pak Gatot, seharusnya gue jangan lompat pake pantat duluan. Lompat ya harus pake kaki, bukan pake pantat. Ingat, bukan pake pantat! Dan gue dikasih kesempatan kedua buat nyoba di tiang 90cm, karna yang 60cm ini cuma buat latihan doang.

Tiang Kedua
Ketinggian : 90 cm
Banyak yang bisa lompatin tiangnya, tapi banyak juga yang gagal. Dan gue gagal lagi. Dengan sempurnanya, gue melompat dengan pantat duluan. Dan dengan suksesnya, tangan gue tertindih oleh tiang yang mana tiangnya ditindih oleh gue. Jadi, dengan suksesnya lagi, aliran darah di bagian tangan gue yang ketindihan tiang tadi itu jadi ga lancar. Buat yang belum pernah ngerasain tangan ketindihan tiang yang ketindih oleh badan anak perempuan seberat 45 kilogram, inilah rasanya: sakit. Tapi lebih baik sakit begini daripada sakit hati (APASIH). Dan tangan gue pun perlahan-lahan membengkak. Tadinya sih gue biarin aja. Terus temen-temen gue pada heboh gitu, katanya bahaya tangan gue kalau didiemin gitu aja. Akhirnya salah satu temen gue yang bernama Dini manggil Pak Gatot dan melaporkan kecelakaan yang baru aja gue alami. Terus sama Pak Gatot tangan gue yang bengkak itu dipijit biar aliran darahnya lancar. Ternyata tangan gue lebih sakit pas dipijit dari pada pas jatuhnya. Dan lebih ga enak dipijit Pak Gatot daripada dipijit Brad Pitt. Ga enak banget.

Setelah dua tiang itu, gue ga ikut lompat di tiang-tiang berikutnya dengan ketinggian yang bertambah, karna memang sudah kodratnya orang-orang yang gagal untuk menyaksikan kemenangan orang-orang yang berhasil. Fatetik.

Dan masih banyak cedera yang disebabkan oleh olahraga selain cedera yang satu ini.
I'm so not good at sports.