Hari ini gue merayakan hari raya Idul Adha (seperti biasa) bersama keluarga gue. Hari ini biasa-biasa aja sih sebenernya. Gue dan keluarga gue melakukan hal-hal yang biasa kami lakukan pada hari raya Idul Adha setiap tahunnya.
Kronologi kejadiannya adalah:
- shalat Ied di TMII
- kumpul-kumpul keluarga di rumah
- makan opor sama sambel kentang
- foto-foto
- ngeliatin kambing disembelih
- ngetawain si Dayadiarmon di Youtube (kalau yang ini bukan kegiatan tahunan)
- dadah-dadahin keluarga yang pulang
- beres-beresin rumah (kalau yang ini adalah kegiatan dimana gue ga ikut turun tangan)
Setelah dari acara Idul Adha di rumah Opa, gue dan keluarga inti gue langsung meluncur ke rumah Eyang Kakung karena tanggal 6 Desember kemaren Eyang ulangtahun. HAPPY 70th BIRTHDAY EYANG! We love you!
Ini adalah ilustrasi Eyang buatan gue. Tapi kok malah mirip telur ya...
Waktu kita sampai disana Eyang Kakung langsung nangis. Entah itu tangis terharu atau tangis kasihan, soalnya saat itu gue dateng kesana make kaos lengan panjang yang bertuliskan "Bandung Institute of Technology" dan Eyang gue mungkin merasa kasihan melihat cucu pertamanya ini kepengen banget masuk BIT (ceritanya mau nyaingin MIT).
Setelah semua anggota keluarga Soeharjanto terkumpul, kita mulai pembacaan doa sebelum makan-makan. Yang mimpin doa pada saat itu adalah Eyang gue sendiri, the birthday boy (boy?).
Setelah kita baca doa bersama, Eyang memberikan sambutan yang (masih lekat dalam ingatan saya) bunyinya seperti ini:
"Assalamualaikum. Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT ternyata anak dan cucu bapak masih ingat ulangtahun bapak." Langsung, papa, mama, om, dan tante gue langsung senyam-senyum.
"Bapak selama ini punya satu harapan yang selalu bapak panjatkan pada Allah SWT.. Dan itu adalah... Hiks," Matanya Eyang berkaca-kaca karena mau nangis lagi. Gue dan keluarga gue setia pasang telinga menanti kalimat Eyang selanjutnya.
"Harapan bapak adalah untuk melihat Disa (maksudnya gue, maklum Eyang gue ga bisa bilang huruf Z) menamatkan perguruan tinggi," lanjut Eyang. Gue cengengesan dengernya. Sepupu gue, Salsa, langsung teriak, "Cie, mbak Dyza!"
"Tapi bapak masih punya harapan yang sangat ingin bapak capai. Bapak tahu hanya Allah yang dapat menentukan umur kita, tapi kita sebagai hambaNya dapat berdoa dan meminta agar permohonannya dikabulkan. Harapan bapak itu adalah," Eyang menarik napas sebentar, menunda kalimatnya. Kemudian dilanjutkan, "diberi umur panjang oleh Allah, sehingga bisa melihat Disa menikah dan memiliki anak."
HAH? Apa tadi katanya?
Gue kaget. Rahang mulut gue pun langsung jatuh ke lantai (berlebihan). Gue lihat papa sama mama gue ketawa-ketawa dari ujung ruangan. Gue langsungnyeletuk, "Hah? Sama siapa, nikahnya?" Om sama tante gue ikut ketawa. Sepupu-sepupu gue yang rata-rata berumur 6 tahun masih belum ngerti jadi ga ikut ketawa. Eyang Putri gue yang dari tadi berdiri di samping gue langsung menjawab, "Ya sama orang penting lah, Dis." Waduh. Susah nih kriterianya.
Setelah itu, Eyang langsung menyelesaikan sambutannya, semua orang mengamini, dan kita langsung makan-makan.
Seharian itu gue ketawa-ketawa terus kalau inget 'wasiat' Eyang Kakung sama Eyang Putri tadi. Akan selalu terpatri (cie bahasanya terpatri) dalam ingatan gue, kalau menikah harus sama orang penting.
Eyang, semoga Allah memberikan Eyang umur yang panjang, ya, amin.
2 comments:
wawawa...
Mnurut kaka, drpd org penting, mending sm org yg rajin mandi en ga ngorok. Risih kan, klo orang penting tapi bau ketekny? menganggu tidur pula
hahaaha .... udah dyz! nikah sana! gue doain deh cepet nikah sama orang penting (well, berarti lo gak bisa kawin sama si itu dyz, secara dia jorok, tidak bertanggung jawab, dan gak penting) well ... anyway, doain gue juga bisa nikah sama si itu ya ... si itu lah
Post a Comment