Siang hari. Matahari bersinar terik. Sinarnya menyinari wajah kedua gadis yang sedang duduk di atas ubin lantai sekolah yang dingin. Kedua gadis itu sedang duduk menghadap satu sama lain. Gadis yang berwajah kekanakan sibuk mendominasi pembicaraan dengan cerita-ceritanya. Sedangkan gadis yang berwajah sedikit lebih tua duduk diam mendengarkan cerita temannya sambil tersenyum.
Gadis yang berwajah kekanakan itu menceritakan mimpi-mimpinya. Bunga tidurnya. Ia tertawa dan tertawa mendengar ceritanya sendiri. Gadis yang berwajah sedikit lebih tua hanya bisa terdiam saja. Tak berkata apa-apa, tapi ikut tertawa.
Kemudian, gadis yang berwajah kekanakan itu mulai bercerita tentang objek dari bunga tidurnya. Dan gadis yang berwajah sedikit lebih tua itu lagi-lagi hanya tersenyum mendengar cerita temannya itu.
"...lalu, aku tertawa mendengar leluconnya. Bodoh sekali dia!" cerita gadis yang berwajah kekanakan.
"Ha ha ha!"
Tiba-tiba, wajah gadis yang berwajah kekanakan itu menjadi lebih serius. Mereka berdua terdiam. Gadis itu menundukkan wajahnya, dan berkata...
"Kamu tahu?" tanya gadis yang berwajah kekanakan.
Gadis yang berwajah sedikit lebih tua yang semula ikut menundukkan kepalanya, sekarang mengangkat kepalanya dan menatap wajah teman di hadapannya itu.
"Apa?" tanya gadis yang berwajah lebih tua.
"Di dalam mimpiku, aku bercerita kepada objek dalam mimpiku itu tentang keinginanku untuk berubah di tahun depan."
"Hmm...."
"Dan bodohnya, dia tidak sadar kalau perubahan itu semua kulakukan untuk dia! Ha ha ha!"
".........."
"Karena objek dalam mimpiku itu kini aku ingin memanjangkan rambutku."
"Ooh.." angguk gadis yang berwajah sedikit lebih tua. Tanda mengerti mengapa selama ini rambut gadis yang berwajah kekanakan itu dibiarkan memanjang, padahal selama ini rambutnya selalu bermodel pendek.
"Karena objek dalam mimpiku itu kini aku punya dua kantung mata besar di bawah kedua bola mataku."
"Ooh.." Kini gadis yang berwajah sedikit lebih tua itu semakin mengerti mengapa akhir-akhir ini temannya semakin terlihat mirip seekor panda.
"Dan karena objek dalam mimpiku itu kini aku kehilangan selera humorku."
Gadis yang berwajah sedikit lebih tua itu sekarang lebih mengerti mengapa teman di hadapannya ini sudah tidak bisa melucu lagi. Semua perubahan di dalam diri temannya kini telah menjadi lebih jelas.
Gadis yang berwajah kekanakan itu tersenyum bodoh. Sinar matanya seperti mata yang sudah lelah. Gadis yang berwajah sedikit lebih tua itupun ikut tersenyum. Senyum yang menyatakan bahwa ia turut bahagia atas kebahagiaan temannya. Namun di balik senyumnya, tersirat rasa iba dan kasihan. Ia mengurut dadanya sendiri. Menarik napas dalam-dalam berulang kali, sambil berkata dalam hati: Kenapa aku harus turut bahagia untuknya? Kasihan sekali temanku itu! Entah apa yang dia pikirkan sekarang, tapi aku yakin, jauh di dalam dirinya, jiwa dan hatinya sedang bersaing untuk mendapatkan kendali atas seluruh raganya. Semoga otaknyalah yang menang.
Namun di balik senyum dan tawa yang keluar dari mulut gadis yang berwajah kekanakan itu, ia menyimpan tujuan akan mengapa ia menceritakan mimpinya ini kepada temannya. Tujuannya adalah untuk menyindir dirinya sendiri. Jauh di dalam hatinya, tersimpan rasa sesal karena telah berniat untuk menjadi seseorang yang paling bodoh yang pernah hidup di muka bumi ini. Sesal karena dengan bodohnya, ia rela menjadi seorang yang bukan dirinya, demi objek yang tak pernah menghargai perubahan yang ia lakukan. Demi objek yang bahkan tak pernah peduli akan perubahan pada model rambutnya. Demi objek yang bahkan tak pernah peduli akan apa yang ia rasakan. Sungguh bodoh. Mengapa rasa menyesal selalu datang terlambat, tidak ada yang tahu sampai dirasakannya sendiri rasa sesal itu. Tapi nasi sudah menjadi bubur, dan ternyata buburnya lebih enak dicampur dengan bawang goreng ketimbang dengan kacang atom.
Friday, November 7, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
6 comments:
hemm.. tokohnya siapa tuh?
November, 8th 2008. 0.25 AM
cerita fiktif kok wi, hehehe
fiktif apa fiktif......
anyway, pnulisan cerita nya keren dyz ^^
Fiktif doooooong kak, hahaha tengkyu kak
dyz, keren bahasanya and ini beneran yaa?
ya kaaaaan?
oke jujur..ini bukan fiktif. liat keterangannya di cbox aja yaa hahaha sok artis deh dyza cuih
Post a Comment